Renungan Menghadapi COVID-19

Oleh I Wayan Kantun Mandara (Waketum BPH Pusat)

Sudah tidak asing lagi bahwa situasi sekarang ini sedang merebaknya penyebaran virus covid-19 tentunya bila ditinjau dari konsep hukum rta berdampak kepada positif dan negatif dari segala aspek kehidupan.

Bagi umat Hindu dimana sebelum wabah virus covid-19 ini terjadi, didalam melakukan hubungannya kepada Ida Shang Hyang Widhi Wasa tidak dipungkiri kita sebagai umat Hindu menggunakan sarana upakara, sebagai bentuk penghormatan dan ucapan angayubagia kepada Beliau.

Inilah saatnya kita sebagai umat Hindu harus mematuhi anjuran-anjuran pemerintah untuk bersatu padu dalam memutus rantai penyebaran virus covid-19 dengan selalu menjaga social and physical distancing serta selalu menumbuhkembangkan rasa bhakti kepada Ida Shang Hyang Widhi Wasa juga terhadap bangsa dan negara dengan cara mengucapkan nama-nama Tuhan secara konsisten dan berkesinambungan, ini disebut dengan Maha Mantra Japa Yadnya. Seperti yang terdapat dalam Bhagavad-Gītā. X.25;

MHARSINAM BHRGUR GIRAM ASMY EKAM AKSARAM,
YAJNANAM JAPA-YAJNO SMI STHAVARANAM HIMALAYAH.

Diantara para Maharsi Akulah Bhrgu; di antara aksara-aksara suci Akulah OM yang maha suci; di antara yajña atau upacara persembahan pada Hyang Widhi Akulah Japa; dan di antara yang kokoh dan tidak tergoyahkan Akulah Himalaya.

Kenapa Bhrgu di antara Maharsi? Rsi adalah seorang ilmuwan atau saintist, sekaligus visioner. Namun seorang visioner belum tentu bisa menjadi pelaksana yang baik. Ia memiliki visi, bisa merencanakan sesuatu. Ia bisa menjadi perancang yang super baik tapi untuk mewujudkan rencanya, ia membutuhkan keahlian seorang pelaksana yang sama cakapnya.

Maharsi Bhrgu adalah arsitek merangkap pelaksana. Seorang Bhrgu adalah visioner dan misioner. Ia mampu menterjemahkan visinya menjadi misi yang dapat dilaksanakan.

Kemudian Maha Suci Om. Inilah Sabda Awal Pranawa dari suara awal ini segalanya tercipta. Getaran-getaran yang dikeluarkan oleh suara ini adalah getaran-getaran yang Mencipta, Memelihara sekaligus Memusnahkan untuk mendaur ulang kembali.

Diantara Persembahan Akulah Japa, berarti sekian banyak ritus- ritus, upacara-upacara kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepercayaan bahkan dengan laku spiritual dengan “sadhana” Dia adalah Japa Yoga. Ya. Japa Yoga adalah upaya untuk kembali kepada asal usul kemuliaan dan keilahian diri – Sang Jiwa Agung dengan cara ber-Japa.

Bisa juga dalam memilih mantra yang dipergunakan dalam ber Japa memohon tuntunan dari seorang guru kerohanian.

Jika tidak ada, bisa juga memilih salah satu mantra seperti mantra Maha Gayatri, Panca Aksaram (Om Nama Sivaya) atau mantra lainya.

Mantra-mantra yang dilagukan atau dikidungkan menjadi bagian Devotional Singing Service adalah sama sucinya, sama mulianya dan manjur.

Janganlah debat kusir mana Maha Mantra, mana bukan. Perdebatan seperti itu tidak membantu bagi perkembangan kemajuan jiwa.

Jadilah seperti Himalaya yang selalu kokoh tak tergoyahkan dalam keyakinan. Himalaya sudah ada sejak jamam purba dan sekarangpun masih ada. Himalaya tetap kokoh! Jadilah sekokoh Himalaya dalam situasi saat ini bahkan sampai kapanpun juga.

Semoga Ida Shang Hyang Widhi Wasa senantiasa memberikan karunia-Nya yang terbaik untuk kita semua dan semoga semua mahluk berbahagia

Om Santi, Santi, Santi Om

Kwitang, Radite Kliwon 19 April 2020.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *