Pendahuluan
Agama Hindu sering kali dipahami sebagai agama yang kaya dengan dewa dan dewi. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana konsep ketuhanan sebenarnya dipahami dalam Hindu. Persepsi umum mungkin menganggap Hindu sebagai politeistik, dengan banyak dewa yang dipuja oleh umatnya. Namun, konsep ketuhanan dalam Hindu jauh lebih kompleks dan dalam daripada sekadar penyembahan banyak dewa. Lalu seperti apa sistem ketuhanan apa yang dianutdalam agama Hindu? Monotheis, polytheis atau apa?
Sejatinya, Agama Hindu memiliki konsep ketuhanan yang sangat kaya dan kompleks. Salah satu akademisi dalam teologi Hindu, Dr. I Ketut Donder, memberikan penjelasan mendalam mengenai konsep ketuhanan ini dalam karyanya. Artikel ini akan membahas secara rinci konsep Nirguna Brahman, Saguna Brahman, dan Nir Saguna Brahman.
Pembahasan
Sebelum masuk konsep ketuhanan itu, perlu diketahui bahwaistilah tuhan dalam susastra Hindu adalah Brahman. Dalamdefinisinya, Brahman adalah konsep utama yang menggambarkan realitas tertinggi dan kekuatan penciptaan yang melampaui segala sesuatu. Brahman adalah esensi ilahi yang tidak terbatas dan tidak bisa digambarkan sepenuhnya oleh pikiran manusia.
Brahman adalah realitas tertinggi yang melampaui segala dualitas dan berada di luar pemahaman manusia. Ia adalah sumber dari segala sesuatu yang ada”(Donder, 2010, hlm. 35).Pengertian tentang brahman juga dimuat dalam sloka berikut:
“Urdhvam pranam unnayaty esham isham | utaprotamprajapater ityu panishadam vachah“
(Mundaka Upanishad 2.1.3)
Terjemahan:
“Brahman adalah segala yang ada di atas dan di bawah; dunia ini adalah kesatuan Brahman.”
Konsep Nirguna Brahman
Nirguna Brahman secara sederhana berarti konsep Tuhan tanpa atribut atau sifat. Dalam pandangan ini, Tuhan tidak dapat digambarkan dengan karakteristik apapun karena Dia melampaui segala bentuk dan sifat yang bisa dipahami oleh pikiran manusia.
Nirguna Brahman adalah esensi tertinggi yang tidak bisa dijelaskan atau digambarkan dengan kata-kata. Ia adalah realitas murni tanpa bentuk dan sifat (Donder, 2010, hlm. 45). Lebih lanjut, Donder menekankan bahwa Nirguna Brahman melampaui segala dualitas dan berada di luar pemahaman logis manusia. Ia hanya bisa dialami melalui realisasi spiritual yang mendalam (Donder, 2010, hlm. 46).
Konsep ketuhanan Nirguna Brahman juga dijelaskan dalamsloka Upanisad berikut ini:
Sarve nimittani anyasya chitte | atas tad vishayam devamakamam brahmanah param
(Brihadaranyaka Upanishad 3.8.8)
Terjemahan:
“Dia adalah tanpa bentuk, tanpa sifat material, dan melampaui segala keterbatasan.”
Bhagawad Gita Bab VIII sloka 9 melukiskan tentang sifat Tuhan yang Nirguna Brahman itu dalam kalimat Dhataramacintya, lengkapnya sebagai berikut.
Kavin puranam anu sasitaram
Anor aniyamsam anusmared ya
Anor aniyamsam anusmared yah
Sarnasya dhataram acintya rupem
Adityavaram tamasah parastat
Artinya:
Orang yang memuaskan pikiran pada yang maha tahu, terpurba, maha kuasa, lebih halus dari atom, pendukung segala di dunia bentuknya tak terlukiskan, bercahaya bagaikan matahari di atas segala kegelapan Keterangan sebagai acintyarupam pada sloka di atas diartikan bentuknya tidak terlukiskan, maksudnya Tuhan yang transenden atau Nirguna Brahman tidak dapat dibayangkan karena tidak terjangkau oleh pikiran manusia
Konsep Nirguna brahman ini memberikan pemahamanbagaimana agama Hindu menyadari bahwa manusia memilikiketerbatasan dalam ruang pikir. Artinya logika manusiamemiliki batas untuk mampu menjangkau konsep ketuhananNisrguna Brahman. Hal itu juga disitilahkan dengan Acintyayang berarti tak terpikirkan. Sehingga dibutuhkan tingkatanspiritualitas yang tinggi untuk mampu meuja tuhan dalamkonsep ini.
Maka dari itu, manusia membutuhkan simbolisasi tuhandalam berbagai bentuk dan sifat atau bahkanmempersonifikasikannya untuk dapat mempermudah dalampemujaan. Itulah yang disebut Saguna Brahman.
Saguna Brahman
Saguna Brahman, sebaliknya, adalah konsep Tuhan dengan atribut dan sifat. Dalam pandangan ini, Tuhan dapat dipuja dalam berbagai bentuk dan nama yang dikenal dalam tradisi Hindu, seperti, Brahma, Wisnu, Siwa, Krishna, Rama, dan Durga atau yang lainnya.
Saguna Brahman adalah Brahman yang sudah terpengaruh maya disebut juga apara Brahman. Dalam lontar-lontar tattwadi Indonesia biasanya disebut Sada Siva. Saguna Brahman disebut juga Tuhan dalam bentuk yang imanen.
Saguna Brahman adalah manifestasi Tuhan yang mengambil bentuk tertentu untuk memudahkan pemujaan oleh umat manusia. Dalam bentuk ini, Tuhan memiliki sifat-sifat seperti kasih sayang, keadilan, dan kekuatan” (Donder, 2010, hlm. 48). Donder juga menyatakan Saguna Brahman memungkinkan manusia untuk menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan, yang dapat dirasakan dan dipuja dalam kehidupan sehari-hari” (Donder, 2010, hlm. 50).
Dalam Reg Veda. I. 89. 10. Dijelaskan konsep tuhan dalamSaguna Brahman sebagai berikut
Aditir dhyair adhitir antariksan dhyair
Aditir mata sapita a putrah
Visva deva adhitih paapcajana
Aditir jatam aditir janityam
Artinya: Tuhan yang ada di langit, Tuhan ada di ruang Angkasa, Tuhan adalah Ibu, Bapa, Putra, Tuhan adalah semua Dewata itu Tuhan adalah lima golongan manusia itu Tuhan adalah yang lahir dan yang akan lahir
Konsep saguna brahman sederhananya adalam memberikanwujud atas kemahakuasaan tuhan. Sebuah konsep pemujaanyang dilandasi atas keterbatasan kemampuan logis manusiauntuk menjangkau kemahakuasaan tuhan. Maka dibutuhkanmedia simbolisasi atau personifikasi untuk membantumembuat arah pikir umat hindu lebih fokus kepada siapamereka melakukan pemujaan.
Nir Saguna Brahman
Selain dua konsep Nirguna dan saguna Brahman yang sangat jelas perbedaannya, ada konsep ketuhanan yang menggabungkan keduanya. Konsep tersebut dalam bukunyaDonder disebut Nir Saguna Brahman. Konsep tersebut adalah istilah yang menggabungkan aspek Nirguna dan SagunaBrahman yang menunjukkan bahwa Tuhan melampaui sifat-sifat namun juga dapat hadir dalam bentuk-bentuk yang dapat dipahami oleh manusia. Salah satu yang contohnya adalahaksara suci seperti Ong Kara atau Aum Kara.
Dalam Donder (2010: 52), Nir Saguna Brahman adalah pengakuan bahwa Tuhan pada dasarnya melampaui segala bentuk dan sifat, namun dalam kebijaksanaannya, Ia dapat menampakkan diri dalam berbagai bentuk untuk memenuhi kebutuhan spiritual umat manusia. Konsep ini mencerminkan fleksibilitas dan kedalaman teologi Hindu, yang mengakui keesaan Tuhan sambil merayakan keragaman manifestasi-Nya (Donder, 2010, hlm. 53).
Bhagawadgita menguraikan tentang Tuhan yang imanen dalam berbagai wujud yang memunculkan konsep SagunaBrahman dan Nir Saguna Brahman di antaranya pada Bab IX. Sloka 17. 18. 19. sebagai berikut.
Pita’hyam asya jagato
Mata dhata pita manah
Vedyam pavitram aumkara
Rk sama yajur evaca
Artinya: Aku adalah Bapak dari dunia ini, Ibu pendukung Sesepuh, pitamaka, aku adalah objek dari pengetahuan, Penyuci, Aku adalah aksara Aum dan aku adalah Rek, Cama dan juga Yajur weda.
Sloka Bhagawadgita diatas memberikan gambaran tentangkonsep ketuhanan yang berwujud atau imanen (SagunaBrahman). Selain itu, sloka juga menyebutkan tuhan dalamwujud akasara suci Aum kara yang merupakan konsepketuhanan Nir Saguna Brahman. Hal ini menunjukan bahwaperwujudan tuhan juga disimbolkan dengan akasara sucimaupun pengetahuan suci seperti Rg Weda dan Yajur Weda.
Kesimpulan
Konsep ketuhanan dalam agama Hindu mencakup berbagai aspek yang saling melengkapi. Nirguna Brahman menggambarkan Tuhan sebagai realitas tertinggi tanpa atribut, sementara Saguna Brahman memungkinkan pemujaan melalui bentuk-bentuk yang dikenal. Nir Saguna Brahman menggabungkan kedua aspek ini, mencerminkan kompleksitas dan kedalaman pemahaman Hindu tentang ketuhanan.
Penulis: Kadek Nova Semadi
Daftar Pustaka
Donder, I. K. (2010). Teologi Hindu. Denpasar: Widya Dharma.
